Senin, 23 Mei 2011


Ringkasan dari kitab Nashoihul Ibad

karangan Ibnu Hajar Al-Asqolani.


3 HAL YANG DAPAT MERUSAK DIRI SENDIRI :

1. Orang yang sangat kikir

2. Orang yang mengikuti kehendak nafsu

3. Memandang diri sendiri dengan pandangan sempurna,

tanpa memandang kenikmatan Allah



3 HAL YANG MENJADI SEBAB MEMPEROLEH KEDUDUKAN TINGGI DI AKHIRAT :

1. Membudayakan ucapan salam

2. Memberi makan kepada orang yang lapar dan tamu

3. Sholat tahajud ditengah malam ktika orang lelap tidur



3 HAL YANG DAPAT MENGHAPUSKAN DOSA :

1. Menyempurnakan wudlu disaat udara sangat dingin

2. Melangkahkan kaki menuju sholat berjamaah

3. Menunggu sholat selanjutnya, setelah melaksanakan sholat



7 HAL YANG DAPAT MENERANGI ALAM KUBUR :

1. Ikhlas dalam beribadah

2. Berbakti kepada ibu dan bapak

3. Mempererat tali silaturahmi

4. Tidak menyia-nyiakan usia dalam kemaksiatan

5. Tidak mengikuti kehendak hawa nafsu

6. Bersungguh-sungguh dalam taat

7. Memperbanyak dzikir kepada Allah



MANFAATKAN 5 PERKARA SEBELUM DATANG 5 PERKARA YANG LAIN :

1. Masa mudamu sebelum kamu tua

2. Masa sehatmu sebelum kamu sakit

3. Masa kayamu sebelum kamu fakir

4. Masa hidupmu sebelum kamu mati

5. Masa senggangmu sebelum kamu sibuk



7 GOLONGAN YANG MENDAPAT PERLINDUNGAN DARI PANASNYA MATAHARI DI HARI KIAMAT :

1. Orang yang saling mencintai karena Allah

2. Orang yang terpelihara dari perbuatan zina

3. Orang yang penuh semangat dalam beribadah

4. Orang yang gemar bersedekah

5. Orang yang suka menangisi dosa

6. Orang yang suka sholat tahajud

7. Imam (pemimpin) yang adil



6 HAL YANG DAPAT MENGHAPUS AMAL KEBAIKAN :

1. Gemar memperhatikan aib orang lain

2. Keras hati (tidak mau menerima nasihat)

3. Cinta dunia

4. Kurang memiliki rasa malu

5. Banyak mengkhayal

6. Terus-menerus berbuat dholim



10 SAUDARA-SAUDARA IBLIS :

Ø Pemimpin yang tidak bisa menjaga amanah

Ø Orang yang sombong

Ø Orag kaya yang tidak tahu darimana dia memperoleh harta dan untuk apa hartanya dimanfaatkan

Ø Orang alim (ulama’) yang membenarkan penguasa dholim

Ø Pedagang yang curang

Ø Orang yang suka menimbun harta

Ø Orang yang berzina

Ø Orang yang suka memakan harta riba’ (rentenir)

Ø Orang kikir yang tidak mau menginfaqkan hartanya

Ø Orang yang suka minum arak



20 CIRI-CIRI MANUSIA YANG DIMUSUHI IBLIS :

v Nabi Muhammad SAW

v Orang berilmu dan mengamalkannya

v Orang yang memahami Al-Qur’an dan mengamalkannya

v Muadzin (orang yang adzan) dalam sholat 5 waktu dengan niat karena Allah

v Orang yang menyayangi fakir miskin dan anak yatim

v Orang yang mempunyai hati penuh kasih sayang

v Orang yang berpegang teguh pada kebenaran

v Orang yang taat pada Allah

v Orang yang hanya makan barang yang halal

v Dua orang pemuda-pemudi yang saling mencintai karena Allah

v Orang yang selalu membiasakan sholat jamaah

v Orang yang gemar sholat tahajud disaat orang lelap tidur

v Orang yang senantiasa menjaga diri dari perbuatan haram

v Orang yang menasehati orang lain tanpa pamrih

v Orang yang selalu menjaga wudlunya

v Orang yang ringan tangan membantu orang lain (dermawan)

v Orang yang mempunyai akhlak mulia

v Orang yang mempunyai keyakinan kuat bahwa Allah penjamin dirinya

v Orang yang berbuat kebajikan kepada para janda

v Orang yang mempersiapkan kematian dengan bekal amal kebaikan



10 surat dalam Al-Qur’an dapat mencegah 10 perkara :

Surat Al-Fatihah mencegah kemarahan Allah

Surat Yasin mencegah kehausan dihari kiamat

Surat Ad-Dukhan mencegah kesusahan dihari kiamat

Surat Al-Waqiah mencegah kefakiran

Surat Al-Mulk mencegah siksa kubur

Surat Al-Kautsar mencegah permusuhan

Surat Al-Kafirun mencegah kekufuran ketika dicabut roh

Surat Al-Ikhlas mencegah kemunafikan

Surat Al-Falaq mencegah iri hati seseorang

Surat An-Nas mencegah was-was


~ MENCOBA MEMAHAMI EKSISTENSI SEMESTA~

Ada sebuah film presentasi yang menunjukkan bahwa ternyata manusia hanyalah sebutir debu dalam eksistensi alam semesta. Sebuah kamera dipasang mengarah ke sosok manusia pada jarak 1 meter. Maka, sosok manusia itu pun kelihatan cukup besar di dalam monitor kamera. Closed up. Lantas, kamera itu dijauhkan perlahan ke arah angkasa, secara terus menerus.

Pada jarak 10 meter, sosok manusia itu tidak lagi mendominasi layar monitor. Selain si manusia, ternyata kelihatanlah pemandangan di sekitarnya. Ada batu, pohon, kursi, dan taman. Lantas, kamera itu dijauhkan lagi menjadi setinggi 100 meter. Sang manusia menjadi kelihatan semakin kecil, berada di dalam sebuah taman yang besar. Yang lebih dominan adalah pepohonan dan benda-benda besar di sekitarnya.

Pada jarak 1000 meter alias 1 km, sosok manusia itu mulai tidak jelas. Hanya terlihat sebagai bintik kecil yang bergerak-gerak. Dan tamannya pun mulai kelihatan kecil pula. Yang mulai kelihatan dominan adalah kawasan kota. Kemudian, kamera ditarik menjauh lagi ke angkasa. Pada jarak 10 km, kawasan itu pun menjadi semakin kecil. Yang tampak adalah sebuah kota dengan permukimannya. Sedangkan sang manusia, sudah tidak kelihatan lagi...!

Jika kamera itu terus dinaikkan ke angkasa, pada jarak 1000 km, kamera sudah berada di lapisan paling luar atmosfer Bumi. Yang kelihatan di layar monitornya adalah permukaan planet Bumi yang melengkung. Dan, seterusnya semakin jauh, yang kelihatan adalah planet Bumi beserta satelitnya, yakni Bulan.

Kemudian berturut-turut, semakin jauh kamera, akan kelihatan tata surya yang berisi delapan planet dengan lintasan orbitnya dan berbagai satelit, asteroid, dan bebatuan angkasa. Lantas, kelihatanlah matahari sebagai pusatnya. Dan bintang-bintang yang bertaburan berjumlah miliaran. Yang ketika semakin jauh, akan kelihatan sebagai bintik-bintik cahaya terang dalam kegelapan alam semesta. Berkelap-kelip di dalam jagad raya yang tak kelihatan batasnya.

Semakin menjauh, di jarak sekitar 1000.000.000.000.000.000 Km (10^18 km), kelihatanlah galaksi Bima Sakti. Yakni gerombolan matahari, dimana tatasurya dan Bumi kita berada. Dimana, sosok manusia yang kita amati tersebut telah ’terlupakan’ karena sudah tak ada bekasnya. Sudah lenyap dari pandangan mata. Teruskanlah, kamera semakin menjauh ke kedalaman langit, pada jarak 100.000.000.000.000.000.000 (10^20 Km) dan selebihnya, yang terlihat adalah samudera kegelapan alam semesta yang cuma berisi bintik-bintik cahaya disana-sini, yang kita kenal sebagai bintang atau pun gugusan bintang atau pun galaksi-galaksi yang berkedap-kedip lemah.

Ternyata kawasan gelap alam semesta demikian luasnya. Jauh lebih luas dibandingkan kawasan terangnya. Dengan kata lain, misteri kegelapan realitas ini jauh lebih dahsyat tak terukur dibandingkan dengan segala yang sudah diketahui oleh manusia. Ya, ternyata alam semesta lebih didominasi oleh ’kegelapan malam’ dibandingkan terangnya cahaya...

Sekarang, marilah kameranya kita gerakkan mendekat kembali ke Bumi. Maka, secara berurutan kita akan melihat benda-benda yang kita tinggalkan tadi mendekat kembali. Kelihatanlah miliaran galaksi dalam jarak yang semakin dekat. Kemudian muncul galaksi Bima Sakti. Disusul gerombolan tatasurya, planet-planet dan satelitnya. Dan akhirnya sampai di bagian luar planet Bumi.

Kamera terus mendekat pada jarak 1000 km, saat ia berada di bagian luar atmosfer. Terus mendekat sejarak 100 km, 10 km, 1 km, 10 meter, dan akhirnya 1 meter, dimana sosok manusia terlihat closed up kembali...

Tapi, jangan berhenti. Dekatkan terus kamera itu ke arah sosok manusia tersebut, sehingga berjarak 10 cm. Apakah yang terlihat? Jika resolusi lensanya sangat bagus, Anda akan bisa melihat permukaan kasar kulit manusia. Pori-porinya dan bulu-bulu rambut di permukaan kulitnya.

Dekatkan lagi, pada jarak 1 cm. Maka, pori-porinya akan semakin kelihatan jelas. Dan keriput-keriput kulit kita terlihat demikian gamblang. Dekatkan lagi sejarak 1 mm. Jika lensanya didesain beresolusi sangat tinggi, akan kelihatan jaringan sel-sel tubuh kita. Mendekatlah sampai sejarak 10^(-4) meter alias 1/10.000 meter alias 100 micron akan semakin jelas ’betapa jeleknya’ kulit kita yang kelihatan halus itu. Dan kemudian kita akan mulai bisa melihat sel-sel tubuh kita sendiri.

Pada jarak 1 micron alias 1/sejuta meter akan kelihatan isi selnya. Bahkan mulai kelihatan pilinan-pilinan chromosom dan untai genetika. Itu berlangsung sampai sejarak 10^(-8) alias 100 angstroms. Jika kita mendekat lagi sampai sejarak 10 angstroms, mulai kelihatan gerombolan molekul-molekul penyusun sel. Dan pada jarak yang lebih dekat lagi sampai 0,01 Angstrom kita akan bertemu dengan atom-atom yang memiliki ruang-ruang gelap antar-orbit elektronnya. Mirip saat berada di luar angkasa, di jarak antar-planet, bintang dan galaksi.

Lebih dekat dari itu, pada jarak 0,001 A, kita mulai bisa melihat isi atom yang terdiri dari partikel-partikel subatomik. Semakin mendekati, di jarak 0,0001 A, kita akan bertemu dengan penyusun inti atom seperti proton, neutron, dan berbagai partikel elementer lainnya. Jika diteruskan lagi lebih dekat dari 0,00001 A, maka yang tampak hanyalah kegelapan alam mikrokosmos. Persis seperti kegelapan alam makrokosmos di luar angkasa sana.

Jadi, akhir dari perjalanan Makrokosmos ke luar angkasa itu ternyata hanya akan mempertemukan kita dengan kegelapan tiada bertepi, seluas miliaran tahun cahaya. Sebaliknya, perjalanan ke mikrokosmos juga ternyata berakhir dengan kegelapan yang tidak ada batasnya, sampai mendekati ketiadaan di ukuran nol ruang alam mikro..!

Ke luar angkasa luas bertemu dengan Misteri yang sangat mencengangkan, ke dalam alam mikro juga bertemu dengan Misteri yang menggiriskan. Kesana bertemu ’Kegelapan’ dan ketidak-tahuan, kesini bertemu ’Kegelapan’ dan ketidak-mengertian. Menjauh bertemu dengan ’Kekosongan’, dan mendekat juga bertemu dengan ’Kekosongan’.

Dan di sepanjang perjalanan dari ’Kekosongan’ menuju ’Kekosongan’ itu kita menemukan ’Isi’ alam semesta yang teratur demikian rapi, dalam keseimbangan dan harmoni yang tiada terkira indahnya. Oh, siapakah Dia yang sedang ’bermain-main’ mengisi segala kekosongan realitas alam semesta ini? Dimana Dia sedang menunjukkan kedahsyatan Kekuasaan yang tiada terkira. Dialah Sang Maha Berilmu lagi Maha Bijaksana: Allah Azza wajalla...

QS. Al Mulk (67): 3-4
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak harmonis?

Kemudian cermatilah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat, bahkan penglihatanmu akan kembali dalam keadaan yang meletihkan.

QS.Adz Dzaariyat (51): 20-21
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (eksistensi Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

QS. Al Infithaar (82): 6-7
Hai manusia, apakah yang telah membuatmu ingkar terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu demikian harmonis?
Wallahu a'lam bishshawab

By: Tasawuf modern
( Agus Mustofa )

KESETIAAN DALAM CINTA

By. Lulu najjar

Ketika kita sedang dilanda asmara…entah pria atau wanita.. Yang ada d mata hanya kekasih seorang…
Entah dia pacar , teman hidup atau pujaan rahasia kita.. (entah kita miliki atau tidak) rasa di dalam dada hanya ada dia…
Walaupun kita dihadapkan banyak seseorang yang mungkin lebih tampan , cantik, baik, sholeh, sholehah atau apapun yang lebih baik dari kekasih hati..tetap saja tidak ada pilihan…hanya kekasih hati yang menjadi pilihan, meskipun kita tak akan pernah termiliki….
tidak pernah terbesit di dalam benak seraut wajah pun selain kekasih, hanya kekasih yang ingin anda ajak tertawa dan menangis, hanya pada kekasih…anda ingin memberikan yang terbaik yg bisa anda berikan.Bukan dia yang anda sebut adik atau kakak (angkat), atau teman curhat
demikian teguhlah kekuatan hati seseorang yang sungguh-sungguh jatuh cinta…
(jika anda tidak demikian,tanyalah pada diri sendiri…apakah anda (masih) mencintai dia (yang anda sebut kekasih hati-).
Kesetian dalam romantisme dan drama cinta, tidak hanya berlaku pada 2 orang yang saling mencintai (pacar atau rumah tangga) tapi berlaku dan berhak dimiliki oleh siapapun yang sedang merasakan jatuh cinta.
Dengan sendirinya rasa setia itu muncul (rasa tak ingin berpaling) seiring cinta itu tumbuh, kesetiaan adalah tulus adanya…bukan sebuah tuntuttan dalam berhubungan atau bumbu cinta dalam berhubungan.
kesetiaan sebagai indikator rasa cinta, bukan cinta dulu baru sepakat setia atau setia dulu baru sepakat cinta…
jika dalam hubungan itu ada salah satu yang sedikit berpaling…
anda atau dia tidak harus marah, jika kurang (tidak) setia. Karena itu bukan tuntuttan, kesetiaan bukan tuntuttan dalam berhubungan…kesetiaan bukan kesepakatan 2 org atau paksaan…
bertanyalah dalam hati??? buka mata, buka telinga…lapangkan dada…apakah anda masih mencintainya atau dia masih mencintai anda????
==========================================
sadarilah bahwa cinta dunia adalah fana dan jodoh adalah rahasia ilahi
jangan paksakan diri lagi…

++++++++++++++++++++++

Minggu, 08 Mei 2011

Salah satu “kejahatan” Yahudi yang disebut Al-Quran
adalah : suka memutar lidah alias memalsukan

Oleh Henri Shalahuddin*

IDE mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial, dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).

Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta $US untuk mengembangkan senjata nuklir.

Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.

Yahudi dalam Al-Quran

Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan, dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan, dan sekitarnya.

Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).

Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.

Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).

Dua Belas Kejahatan Yahudi

Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelaskan 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:
1. Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
2. Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
3. Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
4. Mengubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hithah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
5. Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
6. Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
7. Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
8. Mengubah Firman Allah. (QS.2:75)
9. Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
10. Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
11. Menuduh Allah itu fakir. (QS. 3:181)
12. Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)

Di samping itu, sosok Nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung --meskipun harus dilemparkan ke dalam api-- dan menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.

Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini adalah klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?

Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.

Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat, di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika yang sering digalakkan di tengah masyarakat.

*)Penulis adalah peneliti INSITS.


Keutamaan Sifat Qona'ah


Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah berikan kepadanya”.

Hadits yang mulia menunjukkan besarnya keutamaan seorang muslim yang memiliki sifat qanaa’ah, karena dengan itu semua dia akan meraih kebaikan dan keutamaan di dunia dan akhirat, meskipun harta yang dimilikinya sedikit.

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

- Arti qanaa’ah adalah merasa ridha dan cukup dengan pembagian rizki yang Allah Ta’ala berikan.

- Sifat qana’ah adalah salah satu ciri yang menunjukkan kesempurnaan iman, karena sifat ini menunjukkan keridhaan orang yang memilikinya terhadap segala ketentuan dan takdir Allah, termasuk dalam hal pembagian rizki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan merasakan kemanisan (kesempurnaan) iman, orang yang ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya”.

Arti “ridha kepada Allah sebagai Rabb” adalah ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang tidak diberikan-Nya.

- Yang dimaksud dengan rizki dalam hadits ini adalah rizki yang diperoleh dengan usaha yang halal, karena itulah yang dipuji dalam Islam.

- Arti sabda beliau: “…yang secukupnya” adalah yang sekedar memenuhi kebutuhan, serta tidak lebih dan tidak kurang, inilah kadar rizki yang diminta oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Allah untuk keluarga beliau , sebagaimana dalam doa beliau: “Ya Allah, jadikanlah rizki (yang Engkau limpahkan untuk) keluarga (Nabi) Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa sallam) Quutan“. Artinya: yang sekedar bisa memenuhi kebutuhan hidup/seadanya.

- Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya kemewahan dunia (harta), akan tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (hati)”.

- Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “…Ridhahlah (terimalah) pembagian yang Allah tetapkan bagimu maka kamu akan menjadi orang yang paling kaya (merasa kecukupan)”

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Kota Kendari, 29 Jumadal ula 1432 H

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

Artikel www.muslim.or.id

Senin, 02 Mei 2011


KENALI SYEIKH MUHAMMAD ABDUH

BIODATA

Dalam kegawatan ekonomi ummat Islam sekarang, model atau tokoh yang sering diambil adalah daripada kalangan pihak kuffar dan pihak Barat. Lantaran itu, kita melihat ummat Islam tidak maju ke hadapan secara kamil. Kita seharusnya mengambil orang Islam sebagai role model kita. Syeikh Muhammad Abduh merupakan seorang ulama’ yang disegani dan tokoh yang perlu dicontohi. Beliau telah mengorbankan diri, harta, dan seluruh kehidupannya untuk Islam yang tercinta. Syeikh Muhammad Abduh atau nama sebenarnya ialah MUHAMMAD ABDUH, diambil sempena kasih sayang dan ingatan kepada Rasulullah s.a.w. apabila nama tersebut dilengkapkan dengan nama bapanya. Ini dilakukan bertujuan untuk mendapat keberkatan daripada lafaz yang sering digunakan terhadap baginda Nabi Muhammad s.a.w.

Beliau dilahirkan pada tahun 1265 Hijrah bersamaan 1849 masihi di kampung yang lebih dikenali dengan sebutan ‘Mahalat Nasr’ yang terletak di daerah Yuhareen, Mesir. Bapa Syeikh Abduh bernama Abduh bin Hussain Khuriullah yang ada kaitan dengan orang Turki. Ibunya pula dinyatakan berketurunan Umar al-Khattab, khalifah kedua dalam sisitem khulafa’ ar-Rasyidin. Syeikh Abduh berasal daripada keluarga yang sederhana dan tinggal di bawah satu bumbung dengan bilangan ahli keluarga yang ramai.

PENDIDIKAN

Syeikh Abduh juga seperti kanak-kanak lain yang menerima pendidikan formal daripada bapanya sendiri dan seringkali didatangi oleh guru dari luar daerahnya dengan tujuan memberi didikan agama kepadanya. Oleh kerana kepintarannya semula jadinya yang dimiliki oleh Syeikh Abduh, beliau dapat menguasai sekaligus menghafaz al-Quran dalam usia yang tidak mencecah 12 tahun. Selain daripada pendidikan itu, Syeikh Abduh pernah belajar al-Quran di sebuah masjid yang dikenali sebagai “Masjid Ahmadi” yang terletak tidak jauh daripada kampungnya.

Setelah tamat pengajiannya di sini, Syeikh Abduh melanjutkan pengajiannya di sebuah maktab perguruan agama. Setelah tamat pengajiannya di maktab itu , beliau telah memasuki Universiti Al-Azhar. Oleh kerana beliau merasakan sisitem pendidikan yang ada tidak secocok dengannya, beliau telah kembali ke tempat asal dan menjadi seorang petani. Lapangan yang diceburinya ini tidak mendapat restu daripada bapanya kerana bapa Syeikh Abduh mengharapkan agar puteranya berjaya di dalam ilmu pengetahuan. Kemudian Syeikh Abduh telah kembali belajar semula dan tamat kuliahnya pada tahun 1877. Syeikh Abduh berada di institusi pengajian tinggi ini selama 4 tahun. Kemudian, beliau telah bekerja sebagai pensyarah di Universiti Darul Ulum dan Universiti Al-Azhar atas inisiatif Perdana Menteri ketika itu, Radzha Basha.

IDEA

Syeikh Abduh merupakan seorang pengkritik yang sentiasa menimbulkan kontroversi kepada pemerintah. Semasa beliau berkhidmat di universiti tempatan, beliau pernah menyatakan kepada para pelajar bahawa roh kebangsaan yang ada dalam jiwa mereka telah diresapi oleh fahaman asing. Dengan itu, minda mereka telah menjadi beku dan lemah. Pihak Universiti Al-Azahar tidak berasa senang dengan pengaruh Syeikh Abduh terhadap pelajar-pelajar universiti ini, lalu memecatnya daripada jawatan pensyarah di pusat pengajian itu.

Lanjutan daripada itu, Syeikh Abduh telah dibuang daerah ke Beirut, Lebanon dan Perancis. Semasa berada di tempat itu, beliau tidak menghabiskan masanya begitu sahaja. Ketika di Beirut, beliau mengajar ilmu tafsir, tauhid, mantiq, balaghah, Sirah Islam, Fiqah Mazhab Hanafi dan lain-lain.

Pembuangannya ke Perancis adalah disebabkan beliau dituduh terlibat dalam ketegangan yang berlaku yang dikenali dengan nama ‘Pemberontakan Urubiyyah’. Semasa di Perancis, beliau berkesempatan menemui Syeikh Jamaluddin al-Afghani yang berada di situ. Daripada pertemuan singkat itu, telah membuahkan semangat jihad, yang disampaikan oleh Jamaluddin Al-Afghani dan beliau telah memberi amanat kepada Syeikh Abduh iaitu menyuburkan semangat berbakti kepada masyrakat dengan menyemarakkan lagi semangat jihad ke dalam jiwa mereka bagi membanteras fahaman kolot yang bersarang di dalam jiwa masyarakat dan berfikir untuk maju ke hadapan. Semasa di sinilah, kedua-dua tokoh ini telah bergabung tenaga untuk menerbitkan majalah yang diberi nama ‘al-Uruwatil Wuthqa’.


PULANG KE TANAHAIR

Oleh kerana ilmu yang disampaikan oleh Syeikh Abduh adalah suatu kebenaran, maka pihak pemerintah Mesir telah memanggilnya pulang semula ke Mesir untuk berkhidmat dengan kerajaan. Beliau telah diberi tawaran untuk memegang jawatan kadi iaitu jawatan yang tinggi pada masa itu. Dengan jawatan itu, Syeikh Abduh diharapkan sekadar menjawab jawapan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah semata-mata, tetapi Syeikh Abduh bersikap lebih luas iaitu berkhidmat untuk rakyat jelata. Jawatan ini telah disandang oleh beliau sehingga akhir hayatnya.

Semasa beliau melawat kota London untuk memberi ceramah yang dihadiri oleh masyarakat Inggeris, Syeikh Abduh telah menyatakan bahawa orang Inggeris sepatutnya meninggalkan Mesir kerana masyarakat Mesir amat benci kepada golongan tersebut. Menurut beliau lagi, orang Islam tidak dibenarkan memberi wala’ (taat setia) kepada selain orang Islam sendiri.

Selain daripada keberanian Syeikh Abduh menyampaikan ceramah dengan mengkritik terhadap sebuah masyarakat walaupun mereka ada di hadapannya, beliau juga dikenali sebagai seorang yang sering mengutarakan idea kontroversi bagi membela masyarakat Islam daripada segala penghinaan dan serangan.

SUMBANGAN

Dalam masa hayatnya Syeikh Abduh merupakan seorang mujaddid yang sering memberikan saham yang bernilai kepada masyarakat Islam sama ada semasa berada di tanahair atau sewaktu beliau dibuang ke luar negeri. Semasa berada di Syria umpamanya, beliau berkhidmat sebagai pengajar di Maktab Perguruan Tinggi Sultaniah lebih kurang setahun. Sumbangannya yang lain ialah beliau pernah menerbitkan majalah al-Ahram dan diberi amanah untuk mengendalikan sebuah majalah yang dikenali dengan sebutan ‘al-Waqiq al-Mesri’.

Syeikh Abduh juga dikatakan telah mengarang beberapa buah buku yang terkenal. Bukunya yang bertajuk Risalah at-Tauhid telah dijadikan sebagai buku teks di institusi pengajian tinggi Mesir serta bahan rujukan kepada pertubuhan-pertubuhan Islam yang lain. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing untuk disebarluaskan ke persada masyarakat antarabangsa.

Kehebatan Syeikh Abduh menghadapi sakit sewaktu perjalanannya ke Sudan, namun beliau merahsiakan daripada pengetahuan sahabatnya. Tetapi penderitaan yang dialami Syeikh Abduh akhirnya diketahui oleh sahabatnya. Doktor mengesahkan bahawa penderitaan yang dialami adalah penyakit barah yang telah menjadi kronik. Dengan itu, Syeikh Abduh bercadang untuk merawat penyakitnya di Eropah . Niat tersebut tidak direstui oleh teman-teman Syeikh Abduh lalu doktor menasihatkannya agar membatalkan niatnya.

Pada 11 Julai 1905 Masehi, Syeikh Abduh telah menghembuskan nafasnya yang terakhir di rumah sahabatnya, Muhammad Bek Raban di Ramel Iskandariah, Mesir. Kematian Syeikh Abduh bukan sahaja dirasai oleh masyarakat Mesir tempatan, bahkan dirasai oleh komuniti antarabangsa dengan menerima pelbagai sanjungan daripada penulis-penulis yang terkenal sezaman dengannya.

Syeikh Abduh telah meninggalkan satu amanat yang penting di dalam buku karangannya ‘Risalah at-Tauhid'. Amanatnya cukup menarik untuk kita jadikan titik renungan bersama iaitu, “Manusia yang hidup menurut aqidahnya, maka luruslah perjalanan hidupnya”. Lantaran itu, kita perlu mengambil iktibar daripada perjalanan hidup Syeikh Abduh yang telah menghadapi pelbagai mehnah dan tribulasi untuk mengembalikan sinar kegemilangan yang kian sirna. Sifat-sifat yang dimiliki oleh beliau wajar kita asimilasikan dalam hati agar kita dapat terus mempertahankan Islam dalam alaf yang akan datang dan untuk selama-lamanya, insya Allah.