Orentasi Cinta ILAHI
Pengertian Cinta :
Pengertian Cinta :
Sebelum membahas lebih jauh tentang cinta, perlu diketahui dulu apa itu sebenarnya cinta. Dalam pendefisiannya, para pakar cinta dan ulama’ memberikan makna masing-masing yang berbeda tentang apa itu cinta.
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah saja pernah mengatakan tentang definisi cinta, 'Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka batasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.' Cinta, yang merupakan amalan hati memang hanya bisa dirasakan, tanpa bisa disifati secara sempurna.
Namun, kami coba memaparkan sekilas arti cinta dari segi bahasa, menurut pakar cinta, dan pengertian cinta di mata ulama’. Secara emitologi bahasa arab, cinta berasal dari kata hub, yang dalam sebuah kamus diartikan sebagai gejolak api atau bara api.
Sedangkan dari para pujangga cinta, ada yang mengatakan cinta adalah gemuruh yang ada di dalam hati yang diakibatkan oleh keinginan bertemu dengan yang dicintai.
Mengutip juga dari perkataan para ulama, seperti Abu Ali Muhammad, yang mengatakan bahwa cinta itu adalah persetujuan. Dari sini bisa kita artikan, bahwa ketika seseorang mencintai kekasihnya, maka ia akan dibutakan dari segala kejelakan dan kesalahan sang kekasih. Yang Nampak di matanya hanya kebaikan dan kebenaran semata dari sang kekasih.
Salah satu definisi cinta dari ulama, kami kutip definisi Imam Juneid yang mengatakan bahwa ‘cinta adalah pemberian tanpa mengharap imbalan’. Karena ketika seseorang mencintai, maka ia akan menganggap bahwa kekasihnya adalah seseorang yang sangat berharga, dan bahkan lebih berharga dari dirinya dan siapapun di dunia ini, sehingga ia rela mengorbankan semua yang ada dalam dirinya untuk kekasihnya, tanpa mengharap imbalan/ganti apapun.
Ada juga ulama yang mengatakan bahwa jatuh cinta itu adalah mabuk. Hal ini juga dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa ‘cintamu kepada sesuatu menjadikanmu tuli dan buta.’
Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa dalam merubah kehidupan dan anggapan umum. Cinta tak bisa direka dengan teori, tak bisa diformulasikan dengan pengetahuan dan tak bisa disimpulkan secara ilmiah. Cinta berproses dan berjalan sesuai dengan kerumitannya, serumit kita membaca hati seseorang yang selalu berbolak-balik.
Lalu, bagaimana sebenarnya cinta yang haqiqi itu? Cinta haqiqi adalah cinta yang tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi, walaupun ketika cinta itu membawa penderitaan, tetapi ia tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Cinta sejati tak kenal lelah dan istirahat, karena cinta sejati itu adalah totalitas.
Kenapa ada cinta?
Ketika ditanyakan, kenapa Allah menciptakan cinta? Dapat kita ingat, bahwa Allah telah berfirman dalam Al-Q uran, bahwa sesungguhnya orang-orang yang selalu mengingat ALLAH dalam keadaan apapun dan tidak berhenti bertafakkur, mereka akan berkata, ‘Wahai Tuhanku, Engkau tidak menciptakan seusatu ini sia-sia’.
Begitu juga dengan cinta, ALLAH tidak main-main dalam menciptkan cinta. Ketika juga menjadikannya sebagai fithroh setiap insane, yang mana manusia tidak bisa lepas dari pergulatan cinta. Dalam penciptaan cinta, tentu ada sangat banyak faidah di dalamnya.
Faidah utama dalam penciptaan cinta kepada manusia adalah, seperti yang kita ketahui bahwa agama islam ini sendiri dasarnya ada kasih sayang. Dalam Al-Quran saja tidak terhitung ALLAH menyebutkan kalimat yang bermakna kasih sayang, cinta, kelembutan. Agama islam diturunkan untuk menyebarkan rasa cinta dan kasih sayang sesama manusia, sesuai dengan firman ALLAH dalam Al-Quran:
‘Tidaklah Kami (ALLAH) engkau (wahai Muhammad) kecuali untuk menyebarkan rahmat kepada seluruh umat di alam ini’
Jadi, ALLAH telah memberikan cinta paling besar dalam diri Nabi Muhammad SAW untuk kemudian disebarkan kepada umatnya melalui dakwah islam yang dilakukan oleh beliau.
Nilai cinta dalam kehidupan manusia, selain yang telah disebutkan tadi sebagai landasan untuk saling berkasih sayang sesama manusia, cinta juga memiliki nilai-nilai penting lain dalam kehidupan manusia. Cinta bisa memberi motivasi besar dalam mengarungi kehidupan. Dengan cinta, semua yang kita lakukan bisa sangat kita nikmati, semua aktivitas akan dilakukan dengan tanpa beban dan keluhan.
Dari sini, bisa diambil catatan penting untuk para pelajar, ketika menghadapi kejenuhan dan kemalasan dalam belajar. Mungkin semua itu disebabkan karena belum adanya rasa cinta kepada belajar itu sendiri. Maka dari itu, hendaknya kita terus menumbuhkan cinta kepada ilmu supaya bisa terus semangat dan focus dalam belajar.
Kenapa sering dikatakan ‘cinta itu buta’?
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Cintamu terhadap sesuatu membuatmu tuli dan buta”. Kembali juga kepada definisi-definisi sebelumnya yang dipaparkan mengartikan cinta, seperti dikatakan bahwa cinta itu adalah butanya hati terhadap melihat selain kekasih dan juga cinta adalah ketika kekasih lebih dekat kepada orang yang mencintai dari pada ruhny sendiri.
Karena, memang begitulah haqiqat cinta yang dirasakan oleh para pecinta. Karena cinta adalah condongna hati sepenuhnya kepada yang dicintai. Namun, cinta buta tidak semuanya karena hawa nafsu dan syetan semata. Ada juga cinta yang membutakan namun bukan dari nafsu, bahkan cinta itu hanya bisa lahir dari hati yang jernih. Seperti cintany shuffiah sepanjang masa, Rabi’ah al-adawiyah.
Cinta beliau kepada ALLAH yang begitu dalam. Cinta yang benar-benar membuatakan matanya dari gemerlap dunia, sampai bahkan beliau tidak mengharapkan surga yang notabene adalah salah satu kebahagiaan akhirat yang diidamkan semua umat manusia. Tapi, karena cintanya yang sangat mendalam kepada ALLAH, yang diinginkannya hanyalah bisa bertemu denganNya.
Cinta Sejati
Cinta sejati, mengutip perkataan Imam Muhammad bin Daud tentang cinta sejati, beliau mengatakan: ‘cinta sejati itu adalah cinta yang tidak memandang untuk memadu kasih dengan orang lain dan ia tidak merasakan ketentraman kecuali ketika cinta itu diuji.’
Karena cinta sejati adalah cinta yang berani berkorban dan tidak beralaskan nafsu semata. Maka ketika cinta itu diuji, ia malah merasakan kenikmatan, bukan mengeluh, karena sejatinya ia lebih mencintai ALLAH dan akhirnya mengembalika semuanya kepadaNya, sehingga ujian untuk cinta itu malah terasa nikmat karena mendekatkan dirinya kepada ALLAH.
Dan cinta sejati itu hanya dapat ditemukan dalam dua hal, ketika seorang hamba mencintai ALLAH dan RasulNya, juga ketika seseorang mencintai sesamanya karena ALLAH. lalu, bagaimana sebenarnya cinta karena ALLAH itu?
Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad mengatakan bahwa cinta karena ALLAH itu adalah rasa condong dan rasa kebergantungan seorang hamba dalam hatinya kepada orang lain yang diarahkan pada jalur ilahi yang dibarengi dengan pengagungan kepada ALLAH. ketika seseorang mencintai orang lain karena ALLAH, maka barometer untuk cintanya adalah iman dan akhlaqnya, juga cintanya kepada ALLAH.
Yahya bin Mu’adz berkata, “Cinta karena ALLAH tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan cinta karena tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Intinya, semua hal sudah dipasrahkan kepada ALLAH, termasuk cinta itu sendiri, karena cinta itu dari ALLAH, maka seyogyanya pun kita mengembalikanny kepada ALLAH juga.
Dalam kesempatan yang lain, Imam Abdullah Al Haddad juga menyerukan, “Cintailah karena ALLAH semata sehingga engkau akan menjadikan ALLAH semata sebagai yang paling engkau cintai dibandingkan selain ALLAH, sehingga tidak ada kekasih kecuali hanya ALLAH.”
Cinta Tertinggi, Cinta kepada ALLAH
Dalam sebuah pepatah arab mengatakan, bahwa seorang manusia apabila ia menghendaki hidup yang bahagia dan mulia, maka hanyu satu kuncinya, yaitu cinta kepada ALLAH SWT dan cinta kepada ALLAH adalah cinta yang berada pada derajat tertinggi dan paling indah.
Selaras dengan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai yang lain karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.
Pada umumnya, cinta itu ada dua, yaitu cinta hamba kepada ALLAH dan cinta ALLAH kepada hamba-hambaNya. Bukti cinta ALLAH kepada hambaNya tidak terhitung, berupa nikmat yang telah Dia berikan dan cinta yang terus Dia alirkan sehingga manusia terus bisa menyambung hidupnya. Dalam Al-Quran dan As Sunnah juga banyak menjelaskan tentang cinta ALLAH kepada hambaNya, di antaranya, firman ALLAH SWT yang artinya,
Tidak hanya itu, bahkan dalam ujian-ujian ALLAH terhadap hambaNya pun ada bukti cinta ALLAH kepada si hamba. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya ALLAH apabila mencintai seorang hamba, maka ALLAH akan mengujinya.” Ujian-ujian itu sejatinya ditunjukkan kepada hamba-hambaNya untuk menguji seberapa besar cinta hamba kepada ALLAH, jadi seharusnya, seorang hamba yang merasa dirinya mencintai ALLAH, ketika diuji hendaknya ia malah bersyukur, karena dari situ ALLAH benar-benar menunjukkan cintaNya.
Termasuk juga bukti-bukti cinta ALLAH kepada hambaNya adalah penjagaan totalNya kepada si hamba mulai dari kecil, menanamkan iman dalam hatinya, membersihkan akalnya, dan masih banyak lagi Kemudian, bagaimana cinta seorang hamba kepada ALLAH? setelah melihat betapa besarnya cinta ALLAH kepada hambaNya, maka tidak ada alasan bagi hamba untuk tidak membalas cintaNya yang begitu nyata. Banyak manusia mengaku cinta kepada ALLAH, namun apa buktinya?
Salah satu tanda cinta seorang hamba kepada ALLAH adalah bahagia atau begitu menanti-nanti untuk bisa bertemu dengan ALLAH. maka, seorang hamba yang mengaku cinta kepada ALLAH, seharusnya ia tidak takut mati. Karena takut mati sama saja berarti tidak mau bertemu ALLAH. termasuk tanda-tanda cinta kepada ALLAH adalah mentaati semua peraturanNya, menjauhi laranganNya, lebih senang bermunajat berdua dengan ALLAH, selalu mengingat ALLAH baik dengan lisan maupun dengan anggota tubuhnya yang lain, di manapun dan kapanpun.
Dan ketika seorang hamba mencintai ALLAH, hendaknya tidak ada cinta lain yang menguasai hatinya kecuali hanya cintanya kepada ALLAH, karena disebutkan dalam sebuah kitab, bahwa ALLAH pernah berfirman kepada Nabi Daud AS, “Wahai Daud, sesungguhnya aku mengharamkan kepada hati untuk dimasuki cinta kepadaKu dan cinta kepada selainKu.”Dari sinilah cinta kepada ALLAH menjadi cinta pada tingkatan tertinggi, karena susahnya menjaga hati hanya untuk satu cinta, yaitu cinta kepada ALLAH.
Memperkuat Cinta kepada ALLAH
Ada satu hal yang sangat mendasari cinta kepada ALLAH, yang juga dapat memperkuat cinta tersebut. pada dasarnya, tiap hamba mu’min pasti memiliki rasa cinta kepada ALLAH dalam hatinya, hanya saja tingkat kadarnya yang berbeda-beda. Dan salah satu cara ampuh untuk meningkatkan kadar cinta kepada ALLAH adalah ma’rifatillah atau dengan mengenal ALLAH lebih jauh.
Sebagaimana yang dikatakan oleh ahli hikmah, “Buah ma’rifat (mengenal Allah) ada tiga: malu terhadap Allah, cinta kepada Allah, dan rindu (ingin bertemu) kepada-Nya.” Dan juga pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.
Maka, langkah utama untuk lebih mencintai ALLAH adalah dengan tidak berhenti mengenalNya dengan bertafakkur dalam ciptaan-ciptaan ALLAH di alam semesta ini. bukankah ciptaan-ciptaanNya begitu sempurna tanpa cacat sedikitpun, apalagi yang menciptakan, sungguh jauh lebih sempurna dan indah dari ciptaan-ciptaanNya. Subhanallah…
Dari situ, maka akan tumbuh keyaqinan akan kesempurnaan ALLAH sehingga akan lebih menyuburkan perasaan cinta kepadaNya di dalam hati tiap hamba. Dan sesungguhnya, sangat beruntunglah hamba yang telah benar-benar mencintai ALLAH dan ALLAH menyambut baik cintanya. Karena ALLAH begitu menyanjungnya dan mendeklarasikan cintaNya kepada si hamba di depan seluruh penduduk langit, semua penduduk langit terus memohonkan ampun untuk hamba itu., dan tidak hanya itu, bahkan ALLAH juga akan menanamkan cinta dalam hati penduduk bumi juga untuk hamba tersebut.
Semoga ALLAH menjadikan kita termasuk hamba-hamba yang terus menicntai-Nya dan bisa merasakan nikmat cinta yang tiada duanya.
Mukalla, Saturday, 14 Mei 2011_10.10pm
In order of Student of Ahgaff University fac of Girls In 3rd year
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah saja pernah mengatakan tentang definisi cinta, 'Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka batasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.' Cinta, yang merupakan amalan hati memang hanya bisa dirasakan, tanpa bisa disifati secara sempurna.
Namun, kami coba memaparkan sekilas arti cinta dari segi bahasa, menurut pakar cinta, dan pengertian cinta di mata ulama’. Secara emitologi bahasa arab, cinta berasal dari kata hub, yang dalam sebuah kamus diartikan sebagai gejolak api atau bara api.
Sedangkan dari para pujangga cinta, ada yang mengatakan cinta adalah gemuruh yang ada di dalam hati yang diakibatkan oleh keinginan bertemu dengan yang dicintai.
Mengutip juga dari perkataan para ulama, seperti Abu Ali Muhammad, yang mengatakan bahwa cinta itu adalah persetujuan. Dari sini bisa kita artikan, bahwa ketika seseorang mencintai kekasihnya, maka ia akan dibutakan dari segala kejelakan dan kesalahan sang kekasih. Yang Nampak di matanya hanya kebaikan dan kebenaran semata dari sang kekasih.
Salah satu definisi cinta dari ulama, kami kutip definisi Imam Juneid yang mengatakan bahwa ‘cinta adalah pemberian tanpa mengharap imbalan’. Karena ketika seseorang mencintai, maka ia akan menganggap bahwa kekasihnya adalah seseorang yang sangat berharga, dan bahkan lebih berharga dari dirinya dan siapapun di dunia ini, sehingga ia rela mengorbankan semua yang ada dalam dirinya untuk kekasihnya, tanpa mengharap imbalan/ganti apapun.
Ada juga ulama yang mengatakan bahwa jatuh cinta itu adalah mabuk. Hal ini juga dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa ‘cintamu kepada sesuatu menjadikanmu tuli dan buta.’
Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa dalam merubah kehidupan dan anggapan umum. Cinta tak bisa direka dengan teori, tak bisa diformulasikan dengan pengetahuan dan tak bisa disimpulkan secara ilmiah. Cinta berproses dan berjalan sesuai dengan kerumitannya, serumit kita membaca hati seseorang yang selalu berbolak-balik.
Lalu, bagaimana sebenarnya cinta yang haqiqi itu? Cinta haqiqi adalah cinta yang tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi, walaupun ketika cinta itu membawa penderitaan, tetapi ia tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Cinta sejati tak kenal lelah dan istirahat, karena cinta sejati itu adalah totalitas.
Kenapa ada cinta?
Ketika ditanyakan, kenapa Allah menciptakan cinta? Dapat kita ingat, bahwa Allah telah berfirman dalam Al-Q uran, bahwa sesungguhnya orang-orang yang selalu mengingat ALLAH dalam keadaan apapun dan tidak berhenti bertafakkur, mereka akan berkata, ‘Wahai Tuhanku, Engkau tidak menciptakan seusatu ini sia-sia’.
Begitu juga dengan cinta, ALLAH tidak main-main dalam menciptkan cinta. Ketika juga menjadikannya sebagai fithroh setiap insane, yang mana manusia tidak bisa lepas dari pergulatan cinta. Dalam penciptaan cinta, tentu ada sangat banyak faidah di dalamnya.
Faidah utama dalam penciptaan cinta kepada manusia adalah, seperti yang kita ketahui bahwa agama islam ini sendiri dasarnya ada kasih sayang. Dalam Al-Quran saja tidak terhitung ALLAH menyebutkan kalimat yang bermakna kasih sayang, cinta, kelembutan. Agama islam diturunkan untuk menyebarkan rasa cinta dan kasih sayang sesama manusia, sesuai dengan firman ALLAH dalam Al-Quran:
و ما أرسلناك إلا رحمة للعالمين
‘Tidaklah Kami (ALLAH) engkau (wahai Muhammad) kecuali untuk menyebarkan rahmat kepada seluruh umat di alam ini’
Jadi, ALLAH telah memberikan cinta paling besar dalam diri Nabi Muhammad SAW untuk kemudian disebarkan kepada umatnya melalui dakwah islam yang dilakukan oleh beliau.
Nilai cinta dalam kehidupan manusia, selain yang telah disebutkan tadi sebagai landasan untuk saling berkasih sayang sesama manusia, cinta juga memiliki nilai-nilai penting lain dalam kehidupan manusia. Cinta bisa memberi motivasi besar dalam mengarungi kehidupan. Dengan cinta, semua yang kita lakukan bisa sangat kita nikmati, semua aktivitas akan dilakukan dengan tanpa beban dan keluhan.
Dari sini, bisa diambil catatan penting untuk para pelajar, ketika menghadapi kejenuhan dan kemalasan dalam belajar. Mungkin semua itu disebabkan karena belum adanya rasa cinta kepada belajar itu sendiri. Maka dari itu, hendaknya kita terus menumbuhkan cinta kepada ilmu supaya bisa terus semangat dan focus dalam belajar.
Kenapa sering dikatakan ‘cinta itu buta’?
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Cintamu terhadap sesuatu membuatmu tuli dan buta”. Kembali juga kepada definisi-definisi sebelumnya yang dipaparkan mengartikan cinta, seperti dikatakan bahwa cinta itu adalah butanya hati terhadap melihat selain kekasih dan juga cinta adalah ketika kekasih lebih dekat kepada orang yang mencintai dari pada ruhny sendiri.
Karena, memang begitulah haqiqat cinta yang dirasakan oleh para pecinta. Karena cinta adalah condongna hati sepenuhnya kepada yang dicintai. Namun, cinta buta tidak semuanya karena hawa nafsu dan syetan semata. Ada juga cinta yang membutakan namun bukan dari nafsu, bahkan cinta itu hanya bisa lahir dari hati yang jernih. Seperti cintany shuffiah sepanjang masa, Rabi’ah al-adawiyah.
Cinta beliau kepada ALLAH yang begitu dalam. Cinta yang benar-benar membuatakan matanya dari gemerlap dunia, sampai bahkan beliau tidak mengharapkan surga yang notabene adalah salah satu kebahagiaan akhirat yang diidamkan semua umat manusia. Tapi, karena cintanya yang sangat mendalam kepada ALLAH, yang diinginkannya hanyalah bisa bertemu denganNya.
Cinta Sejati
Cinta sejati, mengutip perkataan Imam Muhammad bin Daud tentang cinta sejati, beliau mengatakan: ‘cinta sejati itu adalah cinta yang tidak memandang untuk memadu kasih dengan orang lain dan ia tidak merasakan ketentraman kecuali ketika cinta itu diuji.’
Karena cinta sejati adalah cinta yang berani berkorban dan tidak beralaskan nafsu semata. Maka ketika cinta itu diuji, ia malah merasakan kenikmatan, bukan mengeluh, karena sejatinya ia lebih mencintai ALLAH dan akhirnya mengembalika semuanya kepadaNya, sehingga ujian untuk cinta itu malah terasa nikmat karena mendekatkan dirinya kepada ALLAH.
Dan cinta sejati itu hanya dapat ditemukan dalam dua hal, ketika seorang hamba mencintai ALLAH dan RasulNya, juga ketika seseorang mencintai sesamanya karena ALLAH. lalu, bagaimana sebenarnya cinta karena ALLAH itu?
Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad mengatakan bahwa cinta karena ALLAH itu adalah rasa condong dan rasa kebergantungan seorang hamba dalam hatinya kepada orang lain yang diarahkan pada jalur ilahi yang dibarengi dengan pengagungan kepada ALLAH. ketika seseorang mencintai orang lain karena ALLAH, maka barometer untuk cintanya adalah iman dan akhlaqnya, juga cintanya kepada ALLAH.
Yahya bin Mu’adz berkata, “Cinta karena ALLAH tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan cinta karena tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Intinya, semua hal sudah dipasrahkan kepada ALLAH, termasuk cinta itu sendiri, karena cinta itu dari ALLAH, maka seyogyanya pun kita mengembalikanny kepada ALLAH juga.
Dalam kesempatan yang lain, Imam Abdullah Al Haddad juga menyerukan, “Cintailah karena ALLAH semata sehingga engkau akan menjadikan ALLAH semata sebagai yang paling engkau cintai dibandingkan selain ALLAH, sehingga tidak ada kekasih kecuali hanya ALLAH.”
Cinta Tertinggi, Cinta kepada ALLAH
Dalam sebuah pepatah arab mengatakan, bahwa seorang manusia apabila ia menghendaki hidup yang bahagia dan mulia, maka hanyu satu kuncinya, yaitu cinta kepada ALLAH SWT dan cinta kepada ALLAH adalah cinta yang berada pada derajat tertinggi dan paling indah.
Selaras dengan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai yang lain karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.
Pada umumnya, cinta itu ada dua, yaitu cinta hamba kepada ALLAH dan cinta ALLAH kepada hamba-hambaNya. Bukti cinta ALLAH kepada hambaNya tidak terhitung, berupa nikmat yang telah Dia berikan dan cinta yang terus Dia alirkan sehingga manusia terus bisa menyambung hidupnya. Dalam Al-Quran dan As Sunnah juga banyak menjelaskan tentang cinta ALLAH kepada hambaNya, di antaranya, firman ALLAH SWT yang artinya,
“Sesungguhnya ALLAH mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan dirinya.” (Al-Baqarah:222)
Tidak hanya itu, bahkan dalam ujian-ujian ALLAH terhadap hambaNya pun ada bukti cinta ALLAH kepada si hamba. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya ALLAH apabila mencintai seorang hamba, maka ALLAH akan mengujinya.” Ujian-ujian itu sejatinya ditunjukkan kepada hamba-hambaNya untuk menguji seberapa besar cinta hamba kepada ALLAH, jadi seharusnya, seorang hamba yang merasa dirinya mencintai ALLAH, ketika diuji hendaknya ia malah bersyukur, karena dari situ ALLAH benar-benar menunjukkan cintaNya.
Termasuk juga bukti-bukti cinta ALLAH kepada hambaNya adalah penjagaan totalNya kepada si hamba mulai dari kecil, menanamkan iman dalam hatinya, membersihkan akalnya, dan masih banyak lagi Kemudian, bagaimana cinta seorang hamba kepada ALLAH? setelah melihat betapa besarnya cinta ALLAH kepada hambaNya, maka tidak ada alasan bagi hamba untuk tidak membalas cintaNya yang begitu nyata. Banyak manusia mengaku cinta kepada ALLAH, namun apa buktinya?
Salah satu tanda cinta seorang hamba kepada ALLAH adalah bahagia atau begitu menanti-nanti untuk bisa bertemu dengan ALLAH. maka, seorang hamba yang mengaku cinta kepada ALLAH, seharusnya ia tidak takut mati. Karena takut mati sama saja berarti tidak mau bertemu ALLAH. termasuk tanda-tanda cinta kepada ALLAH adalah mentaati semua peraturanNya, menjauhi laranganNya, lebih senang bermunajat berdua dengan ALLAH, selalu mengingat ALLAH baik dengan lisan maupun dengan anggota tubuhnya yang lain, di manapun dan kapanpun.
Dan ketika seorang hamba mencintai ALLAH, hendaknya tidak ada cinta lain yang menguasai hatinya kecuali hanya cintanya kepada ALLAH, karena disebutkan dalam sebuah kitab, bahwa ALLAH pernah berfirman kepada Nabi Daud AS, “Wahai Daud, sesungguhnya aku mengharamkan kepada hati untuk dimasuki cinta kepadaKu dan cinta kepada selainKu.”Dari sinilah cinta kepada ALLAH menjadi cinta pada tingkatan tertinggi, karena susahnya menjaga hati hanya untuk satu cinta, yaitu cinta kepada ALLAH.
Memperkuat Cinta kepada ALLAH
Ada satu hal yang sangat mendasari cinta kepada ALLAH, yang juga dapat memperkuat cinta tersebut. pada dasarnya, tiap hamba mu’min pasti memiliki rasa cinta kepada ALLAH dalam hatinya, hanya saja tingkat kadarnya yang berbeda-beda. Dan salah satu cara ampuh untuk meningkatkan kadar cinta kepada ALLAH adalah ma’rifatillah atau dengan mengenal ALLAH lebih jauh.
Sebagaimana yang dikatakan oleh ahli hikmah, “Buah ma’rifat (mengenal Allah) ada tiga: malu terhadap Allah, cinta kepada Allah, dan rindu (ingin bertemu) kepada-Nya.” Dan juga pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.
Maka, langkah utama untuk lebih mencintai ALLAH adalah dengan tidak berhenti mengenalNya dengan bertafakkur dalam ciptaan-ciptaan ALLAH di alam semesta ini. bukankah ciptaan-ciptaanNya begitu sempurna tanpa cacat sedikitpun, apalagi yang menciptakan, sungguh jauh lebih sempurna dan indah dari ciptaan-ciptaanNya. Subhanallah…
Dari situ, maka akan tumbuh keyaqinan akan kesempurnaan ALLAH sehingga akan lebih menyuburkan perasaan cinta kepadaNya di dalam hati tiap hamba. Dan sesungguhnya, sangat beruntunglah hamba yang telah benar-benar mencintai ALLAH dan ALLAH menyambut baik cintanya. Karena ALLAH begitu menyanjungnya dan mendeklarasikan cintaNya kepada si hamba di depan seluruh penduduk langit, semua penduduk langit terus memohonkan ampun untuk hamba itu., dan tidak hanya itu, bahkan ALLAH juga akan menanamkan cinta dalam hati penduduk bumi juga untuk hamba tersebut.
Semoga ALLAH menjadikan kita termasuk hamba-hamba yang terus menicntai-Nya dan bisa merasakan nikmat cinta yang tiada duanya.
اللهم إنا نسألك حبَك و حبَ من يحبه و حبَ عمل يقربنا إلي حبَك... آمين
In order of Student of Ahgaff University fac of Girls In 3rd year
Tidak ada komentar:
Posting Komentar