By Pemuja Rahasia
>>>>>>><<<<<<<
Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut lalu terakhir kali ia terbang &
hinggap di atas bahu sang lelaki. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus
membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya. Namun
tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang
suara tangisan yang sedih hanya dapat di dengar oleh kupu-kupu itu sendiri & mau tidak mau
dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dengan membawa
harapan.
segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya. Namun di samping
bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. Dalam sekilas itu
sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan
di depan matanya sendiri. Lebih tidak percaya lagi dengan omongan yang di bicarakan banyak
orang. Orang-orang selalu menceritakan beberapa bulan yang lalu, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu. Bahkan melukiskan betapa sudah
sewajarnya percintaan mereka dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia
seperti dulu kala dsb.
Sang kupu-kupu sangat sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di
pesisir pantai. Segala yg pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti
seorang wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya,
namun tidak dapat berbuat apa-apa.
Musim panas tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan
tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi utk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan
suara antara ia dengan wanita itu, ia dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat
embusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu
telah terbang berlalu.
Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu waktu seolah-olah
hanya menandakan semua ini. Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak
sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap
perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri.
Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu. Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera
berakhir dan pada saat hari yang terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan
dengan wanita itu. Dalam gedung kecil yang telah di penuhi orang-orang. Sang kupu-kupu
secara diam-diam masuk ke dalam dan hinggap perlahan di atas jendela. Ia mendengarkan
sang kekasih yang berada di bawah berikrar dgn mengatakan: “saya bersedia menikah
dengannya!”. Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan wanita itu, kemudian memandangi mereka dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.
Akhirya malaikat berkata : “Apakah kamu menyesal ?”. Sang kupu-kupu mengeringkan
air matanya: “Tidak”. Malaikat lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan: “Besok kamu sudah
dapat kembali menjadi dirimu sendiri”. Sang kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya:
“BIARKAN AKU MENJADI KUPU-KUPU SEUMUR HIDUPKU”.
MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI, NAMUN MEMILIKI SESEORANG MAKA HARUS MENCINTAINYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar